Jokowi Minta ASEAN Tangani Masalah Muslim Rohingya di Rakhine State: Tuntutan Solidaritas Regional untuk Krisis Kemanusiaan
MEDIAVERSE.MY.ID – Pada berbagai kesempatan diplomatik, Presiden Joko Widodo, atau yang akrab disapa Jokowi, selalu menekankan pentingnya peran ASEAN dalam menangani berbagai isu kawasan. Kali ini, perhatian Presiden Jokowi tertuju pada krisis kemanusiaan yang menimpa komunitas Muslim Rohingya di Rakhine State, Myanmar. Dengan kondisi yang makin mendesak, Jokowi meminta ASEAN agar lebih aktif dalam menangani masalah Rohingya dan memberikan solusi konkret demi menyelamatkan jutaan nyawa yang terdampak oleh kekerasan dan pengusiran di wilayah tersebut.
Permintaan ini bukan tanpa alasan. Di tengah status ASEAN sebagai kawasan yang terkenal dengan semboyan “One Vision, One Identity, One Community,” tanggung jawab ASEAN untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional semakin meningkat. Jokowi menggarisbawahi bahwa sudah saatnya ASEAN lebih solid dan lebih sigap dalam menghadapi krisis kemanusiaan yang terus memburuk di Myanmar.
Krisis Rohingya: Latar Belakang Konflik yang Terus Membara
Masalah Rohingya di Rakhine State bukanlah isu baru. Komunitas Muslim Rohingya sudah lama mengalami diskriminasi dan kekerasan, yang menyebabkan banyak dari mereka mencari perlindungan di negara-negara tetangga. Situasi kian memanas pada tahun 2017, ketika laporan pelanggaran hak asasi manusia dan kekerasan terhadap komunitas ini meningkat drastis. PBB bahkan mengkategorikan kekerasan ini sebagai “contoh klasik dari pembersihan etnis,” dan menyatakan bahwa tindakan segera diperlukan untuk mencegah situasi yang lebih buruk.
Saat ini, ratusan ribu warga Rohingya masih hidup dalam pengungsian di Bangladesh, sementara ribuan lainnya tersebar di berbagai negara ASEAN lainnya, termasuk Indonesia. Kondisi mereka memprihatinkan, terjebak dalam ketidakpastian status hukum dan akses terbatas pada pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya. Dengan situasi seperti ini, permintaan Jokowi untuk melibatkan ASEAN menjadi semakin relevan.
ASEAN: Solidaritas Regional yang Diuji
Di bawah Piagam ASEAN, organisasi ini memiliki komitmen terhadap perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara. Namun, ASEAN juga memiliki prinsip non-intervensi, yang berarti bahwa negara-negara anggotanya diharapkan tidak ikut campur dalam urusan domestik masing-masing. Prinsip ini kerap menjadi penghalang ketika ASEAN harus merespon isu-isu sensitif seperti krisis Rohingya di Myanmar.
Namun, Jokowi menekankan bahwa krisis ini bukan lagi sekadar isu domestik Myanmar. Dengan dampak yang meluas hingga ke negara-negara anggota lainnya, krisis Rohingya sudah mencapai titik di mana ASEAN perlu melihatnya sebagai masalah regional. Jokowi mengimbau ASEAN untuk melangkah lebih jauh dalam prinsip “One Community,” dengan memberikan perhatian khusus pada kemanusiaan di atas politik domestik.
Langkah Konkrit yang Diharapkan dari ASEAN
Menurut Jokowi, ASEAN memiliki berbagai mekanisme yang bisa dimanfaatkan untuk membantu penyelesaian krisis ini. Salah satunya adalah ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on disaster management (AHA Centre), yang bisa berperan dalam memberikan bantuan kemanusiaan di Rakhine State. Jokowi menekankan bahwa bantuan kemanusiaan perlu dikawal dengan pendekatan diplomatik dan negosiasi yang kuat agar bantuan dapat masuk dan disalurkan dengan baik.
Selain itu, ASEAN juga perlu menggelar dialog terbuka dengan pemerintah Myanmar untuk mendorong penyelesaian jangka panjang. Sebagai komunitas regional, ASEAN seharusnya mampu membuka jalur diplomasi dan memberi Myanmar dukungan serta saran yang konstruktif. Jokowi juga mengusulkan pentingnya pengawasan internasional agar proses reintegrasi bagi komunitas Rohingya yang terlantar bisa dilakukan dengan aman dan manusiawi.
Dalam pandangan Jokowi, dialog dan negosiasi yang melibatkan perwakilan Rohingya dan pemerintah Myanmar sangat penting. ASEAN diharapkan bisa menjadi mediator yang netral dan mengupayakan terciptanya komunikasi yang harmonis, yang berfokus pada perlindungan hak asasi manusia.
Tantangan dan Harapan Jokowi terhadap ASEAN
Namun, permintaan Jokowi bukan tanpa tantangan. ASEAN selama ini memiliki sejarah yang sangat hati-hati dalam merespon masalah yang dianggap sensitif. Selain itu, posisi Myanmar sebagai anggota ASEAN membuat organisasi ini cenderung menghindari konfrontasi langsung. Banyak negara anggota ASEAN yang masih ragu untuk menekan Myanmar lebih keras, karena mereka khawatir langkah tersebut bisa mengganggu stabilitas internal kawasan.
Namun, Jokowi yakin bahwa ASEAN mampu menjadi solusi, asalkan negara-negara anggotanya memiliki niat baik dan komitmen yang sama untuk menyelesaikan masalah ini. Jokowi percaya bahwa prinsip non-intervensi harus diiringi dengan rasa tanggung jawab moral untuk membantu negara yang sedang mengalami krisis kemanusiaan. ASEAN, dalam pandangan Jokowi, harus berani mengedepankan kemanusiaan di atas prinsip-prinsip lainnya.
Kesimpulan: Menjaga Persatuan ASEAN dengan Mengutamakan Kemanusiaan
Dengan permintaan ini, Jokowi mengajak ASEAN untuk mempertegas peran sebagai komunitas regional yang peduli dan bertindak dalam semangat solidaritas. Krisis Rohingya menjadi ujian nyata bagi ASEAN dalam menjaga visinya sebagai kawasan yang tidak hanya berbagi ekonomi dan budaya, tetapi juga memiliki tanggung jawab bersama untuk menjaga hak asasi manusia. Jokowi menekankan bahwa inilah momen bagi ASEAN untuk menunjukkan keberanian dalam menangani isu kemanusiaan yang ada di wilayahnya.
Di tengah harapan masyarakat internasional, peran ASEAN akan sangat krusial. Jika ASEAN berhasil menjalankan peran aktif dan konstruktif, ini akan menunjukkan kepada dunia bahwa Asia Tenggara adalah kawasan yang mampu menangani krisis secara bijak dan efektif.
Kata-kata Jokowi tidak hanya menjadi himbauan, tetapi juga simbol harapan bagi jutaan orang yang terdampak oleh konflik ini. Bagi Jokowi, ASEAN harus bergerak bersama, bukan hanya untuk menjaga stabilitas politik, tetapi juga untuk memanusiakan manusia, mengedepankan nilai kemanusiaan, dan menunjukkan bahwa persatuan ASEAN memiliki makna yang lebih dari sekadar batas negara.